src="http://4.bp.blogspot.com/_6n1rv1ZwlSw/SfVzSl_iLmI/AAAAAAAAASw/muZBX00x_uQ/s400/bunda-alif.jpg" width="100px" style="margin: 0px 10px 10px 0px; float: left">

SMPN 3 Mulak

Senin, 01 November 2010

SMPN 3 Mulak Ulu


SMPN 3 Mulak Ulu terletak di Desa Pajar Bulan. SMP ini dikelilingi dengan hutan, kebun, dan persawahan yang menjadi sumber mata pencarian masyarakat setempat.
SMPN 3 Mulak Ulu memiliki 6 ruang kelas, perpustakaan, mushola, ruang kesenian, kantor, ruang TU, dan Laboratorium. Udara di daerah ini masih sejuk dan airnya yang jernih karena  disini masih asri dan hutan disini masih tejaga.
Saya (Entin Suwartin) adalah alumni ke-2 dari SMP ini dan sekarang saya sedang menjalani pendidikan di SMAN 4 Lahat.
Bagi saya SMP adalah masa yang sangat berharga karena disana saya bisa belajar arti sahabat, menyayangi, kebersamaan, dan aku belajar segalanya. Guru-guru disana sangat mengerti dengan keadaan anak muridnya. Walaupun dengan SMP kami tergolong baru dan kekurangan dari segi materil tapi kami masih bisa bersaing dengan anak-anak di kota yang sudah serba teknologi tapi itu semua tidak membuat kami putus asa bahkan hal itulah yang mendorong kami untuk menjadi lebih baik.
Saya tidak akan pernah melupakan Guru-guru di SMPN 3 Mulak Ulu karena karena jika tidak ada mereka saya tidak akan pernah sampai disini. Juga teman-teman yang selalu membantu saya dan mau menjadi teman baik baagi aku. Terutama anak-anak   “DEWDYES” dan anak-anak kelas IX. 3. Sekarang kami sudah berpisah bahkan sudah 2 tahun, aku sangat rindu masa-masa SMP dulu.
Ingin rasanya aku kembali ke masa-masa dan suasana SMP dulu, suasana dimana saling berbagi dan masa-masa yang sangat bermakna bagiku. Tapi aku sadar masa-masa itu tidak akan pernah datang dan terulang kembali. Kadang air mata ini menetes membasahi pipi ini ketika mengingat masa-masa SMP dulu.
            GURU-GURU dan TEMAN-TEMAN semua…….
ENTIN  rindu sama kalian, kapan kita bisa berkumpul dan bercanda kembali seperti dulu walau hanya sebentar.
            Entin sayang sama kalian............

                                                                                                            By : Entin Suwartin

Selasa, 26 Oktober 2010

Sahabatku Tersayang

Pagi hari saat aku terbangun tiba-tiba ada seseorang memanggil namaku.
Aku melihat keluar. Ivan temanku  sudah menunggu diluar rumah kakekku
dia mengajakku untuk bermain bola basket.“Ayo kita bermain basket ke
lapangan.” ajaknya padaku. “Sekarang?” tanyaku dengan sedikit mengantuk.
“Besok! Ya sekarang!” jawabnya dengan kesal.“Sebentar aku cuci muka
dulu. Tunggu ya!”, “Iya tapi cepat ya” pintanya.Setelah aku cuci muka,
kami pun berangkat ke lapangan yang tidak begitu jauh dari rumah
kakekku.“Wah dingin ya.” kataku pada temanku. “Cuma begini aja dingin
payah kamu.” jawabnya.Setelah sampai di lapangan ternyata sudah ramai.
“Ramai sekali pulang aja males nih kalau ramai.” ajakku padanya. “Ah!
Dasarnya kamu aja males ngajak pulang!”, “Kita ikut main saja dengan
orang-orang disini.” paksanya. “Males ah! Kamu aja sana aku tunggu
disini nanti aku nyusul.” jawabaku malas. “Terserah kamu aja deh.”
jawabnya sambil berlari kearah orang-orang yang sedang bermain
basket.“Ano!” seseorang teriak memanggil namaku. Aku langsung mencari
siapa yang memanggilku. Tiba-tiba seorang gadis menghampiriku dengan
tersenyum manis. Sepertinya aku mengenalnya. Setelah dia mendekat aku
baru ingat. “Bella?” tanya dalam hati penuh keheranan. Bella adalah
teman satu SD denganku dulu, kami sudah tidak pernah bertemu lagi sejak
kami lulus 3 tahun lalu. Bukan hanya itu Bella juga pindah ke Bandung
ikut orang tuanya yang bekerja disana. “Hai masih ingat aku nggak?”
tanyanya padaku. “Bella kan?” tanyaku padanya. “Yupz!” jawabnya sambil
tersenyum padaku. Setelah kami ngobrol tentang kabarnya aku pun
memanggil Ivan. “Van! Sini” panggilku pada Ivan yang sedang asyik
bermain basket. “Apa lagi?” tanyanya padaku dengan malas. “Ada yang
dateng” jawabku. “Siapa?”tanyanya lagi, “Bella!” jawabku dengan sedikit
teriak karena di lapangan sangat berisik. “Siapa? Nggak kedengeran!”.
“Sini dulu aja pasti kamu seneng!”. Akhirnya Ivan pun datang menghampiri
aku dan Bella.Dengan heran ia melihat kearah kami. Ketika ia sampai dia
heran melihat Bella yang tiba-tiba menyapanya. “Bela?” tanyanya sedikit
kaget melihat Bella yang sedikit berubah. “Kenapa kok tumben ke Jogja?
Kangen ya sama aku?” tanya Ivan pada Bela. “Ye GR! Dia tu kesini mau
ketemu aku” jawabku sambil menatap wajah Bela yang sudah berbeda dari 3tahun lalu. “Bukan aku kesini mau jenguk nenekku.” jawabnya. “Yah nggak kangen dong sama kita.” tanya Ivan sedikit lemas. “Ya kangen dong kaliankan sahabat ku.” jawabnya dengan senyumnya yang manis.Akhinya Bella mengajak kami kerumah neneknya. Kami berdua langsung setuju dengan ajakan Bela. Ketika kami sampai di rumah Bela ada seorang anak laki-laki yang kira-kira masih berumur 4 tahun. “Bell, ini siapa?” tanyaku
kepadanya. “Kamu lupa ya ini kan Dafa! Adikku.” jawabnya. “Oh iya aku
lupa! Sekarang udah besar ya.”. “Dasar pikun!” ejek Ivan padaku.
“Emangnya kamu inget tadi?” tanyaku pada Ivan. “Nggak sih!”  jawabnya
malu. “Ye sama aja!”. “Biarin aja!”. “Udah-udah jangan pada ribut
terus.” Bella keluar dari rumah membawa minuman. “Eh nanti sore kalian
mau nganterin aku ke mall nggak?”  tanyanya pada kami berdua. “Kalau aku
jelas mau dong! Kalau Ivan tau!” jawabku tanpa pikir panjang. “Ye kalau
buat Bella aja langsung mau, tapi kalau aku yang ajak susah banget.”
ejek Ivan padaku. “Maaf banget Bell, aku nggak bisa aku ada latihan
nge-band.”  jawabnya kepada Bella. “Oh gitu ya! Ya udah no nanti kamu
kerumahku jam 4 sore ya!” kata Bella padaku. “Ok deh!” jawabku
cepat.Saat yang aku tunggu udah dateng, setelah dandan biar bikin Bella
terkesan dan pamit keorang tuaku aku langsung berangkat ke rumah nenek
Bella. Sampai dirumah Bella aku mengetuk pintu dan mengucap salam ibu
Bella pun keluar dan mempersilahkan aku masuk. “Eh ano sini masuk dulu!
Bellanya baru siap-siap.” kata beliau ramah. “Iya tante!” jawabku sambil
masuk kedalam rumah. Ibu Bella tante Vivi memang sudah kenal padaku
karena aku memang sering main kerumah Bella. “Bella ini Ano udah dateng” panggil tante Vivi kepada Bella. “Iya ma bentar lagi” teriak Bella dari kamarnya. Setelah selesai siap-siap Bella keluar dari kamar, aku
terpesona melihatnya. “Udah siap ayo berangkat!” ajaknya padaku.Setelah
pamit untuk pergi aku dan Bella pun langsung berangkat. Dari tadi
pandanganku tak pernah lepas dari Bella. “Ano kenapa? Kok dari tadi
ngeliatin aku terus ada yang aneh?” tanyanya kepadaku. “Eh nggak apa-apa
kok!”  jawabku kaget.Kami pun sampai di tempat tujuan. Kami naik ke
lantai atas untuk mencari barang-barang yang diperlukan Bella. Setelah
selesai mencari-cari barang yang diperlukan Bella kami pun memtuskan
untuk langsung pulang kerumah. Sampai dirumah Bella aku disuruh mampir
oleh tante Vivi. “Ayo Ano mampir dulu pasti capek kan?” ajak tante Vivi
padaku. “Ya tante.” jawabku pada tante Vivi.Setelah waktu kurasa sudah
malam aku meminta ijin pulang. Sampai dirumah aku langsung masuk kekamar untuk ganti baju. Setelah aku ganti baju aku makan malam. “Kemana aja tadi sama Bella?” tanya ibuku padaku. “Dari jalan-jalan!” jawabku sambil melanjutkan makan. Selesai makan aku langsung menuju kekamar untuk tidur. Tetapi aku terus memikirkan Bella. Kayanya aku suka deh sama Bella. “Nggak! Nggak boleh aku masih kelas 3 SMP, aku masih harus belajar.” bisikku dalam hati.Satu minggu berlalu, aku masih tetap kepikiran Bella terus. Akhirnya sore harinya Bella harus kembali ke
Bandung lagi. Aku dan Ivan datang kerumah Bella. Akhirnya keluarga Bellasiap untuk berangkat. Pada saat itu aku mengatakan kalau aku suka pada Bella.“Bella aku suka kamu! Kamu mau nggak kamu jadi pacarku” kataku gugup.“Maaf ano aku nggak bisa kita masih kecil!” jawabnya padaku. “Kita lebih baik Sahabatan kaya dulu lagi aja!”Aku memberinya hadiah kenang-kenangan untuknya sebuah kalung. Dan akhirnya Bella dan
keluarganya berangkat ke Bandung. Walaupun sedikit kecewa aku tetap
merasa beruntung memiliki sahabat seperti Bella. Aku berharap
persahabatan kami terus berjalan hingga nanti.

                                                                            

sahabat

Senin, 04 Oktober 2010


Sahabat,

Hari ini tanggal 28 octbr yang Bahagia bagimu,

Aku berharap dapat membawakan semua kemegahan bunga di bulan october untukmu,
Aku berharap dapat mengirimkan sebuah kejutan kebahagiaan untukmu,

Dengan berjuta corak warna
Dengan aneka keharuman bunga di bulan october
Di bulan october yang indah ini,
Aku berharap,
Aku  dapat menulis sebuah puisi untukmu,
Aku berharap,
Aku bisa melukismu, sebagai seorang Sahabat!
Namun aku tidak akan pernah mampu memberimu,
Karena aku tidak dapat mengekspresikan
perasaan ini,
Di dalam kehadiranmu,
Kau telah membawakan aku kegembiraan,
Kau membawakan aku rasa bahagia yang
tidak pernah berakhir,
Tidak ada kata-kata yang dapat mengungkapkan perasaan yang terdalam ini,
Karena hanya akan mengalir di dalam hatiku,
Selamanya …  Selamanya …
Namun pada momen ini,
Aku dengan semua bunga di bulan october,
Aku dengan semua cahaya bintang,
Aku, ….diriku,
Pada hari yang indah pada tgl 28 october ini,
Mengucapkan,
Selamat Ulang Tahun, “Happy Nice Day for You !”
My Best Friend.

Nyanyian Sahabat

persahabatan adalah hidup
ia mengalir di darahku
bergetar di nadiku
berirama dengan tiap detak jantung

persahabatan adalah kokoh
setegar batu karang
seperti tembok cina
meski raga tumbang
ia akan selalu tegak dalam dada yang memendam langit

nyanyian ini untukmu kawan

untuk setiap gelas yang tak sempat kau teguk
untuk kebahagiaan yang belum lama kau rasakan
dari luka yang panjang

nyanyian ini untukmu kawan

untuk setiap langkah yang kau jejakkan
pada jalan-jalan takdir yang menggurat di telapak kaki
untuk kebersamaan kita di detik terakhir
dan untuk semua kebisingan ini

persahabatan adalah nyanyian
ia mengaun dalam setiap desah nafasku